Haruskah kita makan 2-3 kali sehari?
Manusia
modern saat ini dirancang untuk makan tiga kali sehari. Sarapan untuk memulai
aktivitas harian, makan siang untuk penjeda kegiatan pada separuh waktu belajar
atau bekerja, dan makan malam sebagai penopang kehidupan sosial dengan makan
malam. Beberapa tahun terakhir kita dikenal kan dengan beberapa metode diet
yang bermacam-macam, seperti diet puasa 18-6 yang artinya 18 jam puasa dan 6
jam makan. Selama puasa tidak boleh makan dan minum yang berkalori, tapi boleh
minum air putih, kopi, atau teh tanpa gula.
Memberikan
tubuh minimal 12 jam sehari tanpa makanan sama dengan memberikan kesempatan pencernaan
kita untuk beristirahat. Puasa menempatkan tubuh dalam keadaan berbeda agar
tubuh lebih siap mengawasi dan memperbaiki kerusakan erta membersihkan protein
yang salah lipatan. Protein salah lipatan adalah protein biasa yang salah
pembentukannya. Protein salah lipatan bisa memicu penyakit degeneratif dan neurodegeneratif,
seperti Alzheimer dan Parkinson.
Dalam
model makan dua hingga tiga kali sehari itu, sebaiknya Sebagian besar kalori
dikonsumsi saat awal hari Ketika tubuh membutuhkan lebih banyak energi. Makan malam
terlalu malam justru meningkatkan risiko penyakit kardio-metabolik, termasuk
diabetes dan penyakit jantung.
Perubahan
apapun yang kita lakukan terhadap pola makan, kuncinya adalah konsistensi. Tubuh
bekerja dengan pola, diet puasa akan membentuk pola itu dan sistem biologis
tubuh akan bekerja mengikuti pola itu. Tubuh akan menangkap isyarat yang ada
guna mengantisipasi pola makan kita sehingga saat makanan masuk ke tubuh, tubuh
bisa mengolahnya dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar