MASA KOLONISASI INGGRIS DI AMERIKA
A. Latar Belakang dan
Hubungan dengan Eropa
Terjadinya Renaisance
setelah masa Theokrasi telah
mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, baik dari bidang ekonomi, social,
budaya, intelektual dan hokum. Perubahan terjadi karena semangat rationalism, yang mendengukan ratio /
nalar/ pikiran dalam menghadapi dan memecahkan segala masalah. Juga timbulnya
semangat nasionalisme yang didukung
oleh para raja baik di Perancis, Jerman, Inggris untuk menguasai tanah-tanah
milik gereja menjadi trend saat itu. Semangat individualistic yang menolak otoritas rohani dari gereja dan
perombakan masyarakat dari system feudal ke sitem masyarakat pedagang dan
kapitalistik.
a. perkembangan dalam
Bidang Ekonomi
Pedagang Eropa membentuk organisasi – organisasi yang
lazim disebut Gilda, sesuai dengan
namanya organisasi ini anggotanya terdiri dari para kaum pedagang. Organisasi
ini dibentuk untuk melindungi para pedagang dari ancaman perang dan kekerasan
yang terjadi pada abad ke-12.
Memasuki abad ke-13, gilda-gilda ini menjadi berkembang
lebih besr, mereka hidup makmur sebagai aristocrat dan eksklusif. Dampak lain
yang ditimbulakan dari perkembangan gilda-gilda adalah munculnya kota-kota,
yang ditandai dengan berdirinya berbagai jenis industry manufaktur, industry
pakaian, dan sebagainya. Munculnya industry skala besar dan kecil menimbulkan
peran industriawan dan kaum pedagang menjadi semakin penting dalam perekonomian
Negara. Perkembangan yang patut dicatat dalam hal ini adalah pertumbuhan
kota-kota dagang dan industry seperti di Florence
(italia) sebagai pusat importer pakaian dari luar, terutama wol dari Inggris : Flanders, dikenal sebagai pusat
kerajinan : kota Milan (italia)
sebagai pusat manufaktur pengerjaan besi : Venesia
yang sangat terkenal produksi kain brokatnya : Hamburg (jerman), dan Bordeoux
terkenal dengan industry minuman bird an Amsterdam
sebagai pusat perdagangan ikan terbesar.
Semakin besarnya pengaruh kaum pedagang dalam tiap Negara
maka banyak orang Eropa menyandarkan kehidupannya pada sector ini. Peranan uang
menjadi semakin kuat dan menentukan jalanya perdagangan. Untuk mengembangkan
modalnya para pedagang mengembangkan modal dan kredit. Disinilah kapitalisme
dalam perdagangan berkembang pesat.
b. Perkembangan Dalam
Bidang Ilmu Pengetahuan
ada beberapa factor yang sekiranya dapat untuk
menjelaskan tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ke-13 sampai dengan
abad ke-15 di Eropa, yakni : (1) kemajuan ekonomi yang mengesankan dan
munculnya kota-kota dagang di Eropa, (2) relasi dan komunikasi yang semakin
intensif dengan kawasan Byzantium,
dan (3) pengaruh peradaban arab, yaitu gairah untuk mempelajari filsafat dan
ilmu pengetahuan yang telah berkembang lama di Yunani. Semangat ini berperan
besar dalam kebangkitan ilmu pengetahuan yang nantyi dikembangkannya Peradaban
Kristen – Barat.
Dalam perkembangannya dunia intelektual diwarnai dengan
munculnya minat untuk mempelajari karya-karya Aristoteles tentang moral/etika dan filsafat. Salah seorang sarjana
yang berhasil menguasai karya-karya Aristoteles adalah Albertus Magnus (1193-1280), Thomas
Aquinas (1224-1274) yang belajar dibawah bimbingan Albertus Magnus. Karya besar Thomas
Aquinas berjudul Summa Theologi
(semacam Ensiklopedi Theologi).
Tokoh intelektual yang perlu mendapat perhatian setelah Alberyus Magnus dan Thomas Aquinas adalah pemikir kelahiran Inggris Roger Bacon (1214-1292). Hasil
pemikirannya terwujud dalam karya besarnya Opus
Majus atau Greater Work. Dari
teorinya ini melahirkan kesadaran dan berkembangnya ilmu tentang : mesin,
navigasi, mobil, dan mesin terbang.
Lahirnya berbagai kolose
(semacam asrama dengan siswa dan pembimbing tinggal bersama), para siswa
dipersiapkan untuk masuk ke Universitas. Dengan demikian kolose merupakan suatu
lembaga yang mempersiapkan siswa untuk masuk ke pendidikan universitas. Sejalan
dengan lahirnya kolose-kolose tersebut maka tahap berikutnya adalah munculnya
universitas-universitas yang bermunculan di Eropa. Tahap dan berkembangnya
lembaga-lembaga pendidikan yang mencetak kaum intelektual ini, tidak disangkal
adalah peran gereja dan kaum usahawan, pedagang yang menjadi kelas baru dalam
masyarakat Eropa yang dikenal dengan kaum Borjuis
mereka merupakan kelas baru dan berpengaruh dalam masyarakat Eropa.
c. Perkembangan Dalam
Bidang Keagamaan
semangat Renaisance
dan Rationalisme dan kehidupan dalam
gereja memungkinkan terjadinya gerakan reformasi dalam bidang keagamaan. Para
pemimpin gereja pad lapisan bawah banyak didominasi oleh kelompok bangsawan
yang kurang terdidik. Kaum biarawan-biarawati, dan gereja memiliki tanah yang
luas dan sangat subur. Sementara kehidupan awam sangat miskin, sehingga terjadi
kesenjangan social yang mencolok diantara kelompok ini.
Dari perkembangan ini memunculkan tokoh reformis dalam
tubuh gereja antara lain :
1. Martin Luther (Sang Reformator), ia lahir di Jerman 10 Nopember
1483 adalah seorang biarawan/imam di Eisleben,
Jerman Tengah. Tahun 1505 memperoleh gelar Master of Act (MA), selanjutnya ia
masuk dalam biara Agustin dan penganut stia Regula
Agustinus. Tahun 1512 menjadi guru besar di Wittemberg (Berlin). Dalam karya dan pengajarannya dipengaruhi oleh
aliran-aliran ; (a) Occamisme
(seorang anggota dari Ordo Fransiscan dari Inggris) terutama dalam hal konsep
yaitu pemisahan antara iman dan ilmu, dari sinilah lahir konsap Nominalisme.
(b) Agustinus (pendiri ordo Agustin,
+ 431) pengaruh yang paling kuat adalah bahwa manusia dari dirinya sendiri
tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya dari rahmat Tuhan lah manusia karna jasanya
berkenan dihadapan Tuhan. Oleh karena itu pemurnian hanya dapat dicapaai
melalui dan dengan rahmat Tuhan
Dari dua aliran tersebut, maka Martin Luther melahirkan
dua semboyan :
-
Sola-fide ; hanya karena iman manusia
menjadi selamat, bukan karena perbuatannya.
-
Simul lustus et Piccator ; manusia pada
dasarnya sekaligus orang benar dan berdosa.
2. Jean Cauvin Calvin, lahir 1509 di Perancis Utara, ia terkenal
dengan ajarannya yang sistematik, radikal dan konsekwen, yang terformula dalam
bukunya yang berjudul Institutio Religionis Christhianae. Dengan
dipengaruhi aliran Max Weber
mendorong Jean Cauvin Calvin ke arah Kapitalisme dengan Etika Kristen-nya
menekankan hidup sederhana, tidak berfoya-foya dan kerja keras.
3. Henry VIII (1509-1547), Saat terjadi pertentangan dengan Paus
karena dipensasi untuk menikah lagi tidak dikabulkan maka Henry VIII memutuskan
untuk membentuk gereja sendiri model Inggris, dimana ia sebagai Kepala Gereja
Inggris tahun 1523. Reformasi yang dilakukan adalah dalam hal Sakramen, ia
tidak hanya mengakui bahwa sakramen hanya dalam satu bentuk saja, dan menolak
trans-substansiasi. Dalam hal liturgy terjadi perubahan dati bahasa latin ke
bahasa Inggris, selanjutnya agama Anglikan
ditetapkan sebagai agama Negara.
d. Perkembangan Dalam Bidang Politik
Terjadi pertentangan antara kaum bangsawan dengan raja.
Pertentangan ini dipicu pila dengan kebijakan raja Inggris Henry VIII yang
dikenal dengan Act of Supremacy.
Dalam dekrit tersebut menentukan bahwa setiap pegawai harus mengucapkan setia
kepada raja sebagai kepala gereja Inggris. hal ini membuat banyak masyarakat
inggris keluar dari Inggris untuk mendapatkan dunia baru yang ditandai dengan
kebebasan beragama.
Dinamika kekuatan antara parlemen dan raja silih berganti
di Inggris. apabila raja kuat maka parlemen lemah, sebaliknya apabila parlemen
kuat maka raja pada pihak yang lemah. Manakala raja Inggris kuat maka kembali
pada kekuasaan yang feodalistik
otoritarian, dan berpengaruh pada gelombang emigrant keluar Inggris untuk
mencari kebebasan politik di dunia baru.
e. Perkembangan Dalam Bidang Sosial
menurut Jacques
Godechot, mengemukakan bahwa ada dua jenis struktur social di Eropa. Di
beberapa daerah di Eropa petani adalah pemilik tanah, tetapi di tempat lain
petani hanya sebagai pekerja
atau bahkan budak para tuan tanah. Tanah-tanah luas dan subur di Eropa kebanyakan
dikuasai oleh bangsawan dan gereja.
Meningkatnya populasi penduduk di
berbagai negara Eropa memicu timbulnya revolusi. Perkembangan jumlah penduduk
berpengaruh terhadap modifikasi
ddemografi dan penyebaran penduduk, perubahan ini menimbulkan dua masalah
antara lain : (1) mata pencaharin, tambahan produksi makanan yang harus
seimbang dengan perkembangan penduduk. (2) penambahan penduduk diperlukan
lapangan pekerjaan yang cukup, sehingga tidak menimbulkan pengangguran dan akan
menimbulkan masalah-masalah sosial.
Di Inggris pengaruh revolusi
industri memunculkan problem perburuhan, dan ketenagakerjaan. Masalah sosial
lain yang muncul adalah masalah urbanisasi dengan segala ddampak yang
ditimbulkan. Untuk mengatasi jumlah penduduk yang banyak maka dilakukan
emigrasi ke Amerika.
f. Perkembangan Industri Inggris dan Pengaruhnya
beberapa faktor yang menyulut
terjadinya revolusi Industri di inggris, antara lain :
1.
Adanya
organisasi dengan manajemen yang baik.
2.
Tersedianya
tempat kerja yang memadai dan permanen.
3.
Tersedianya
alat-alat, baik sarana, prasarana yang canggih dan mekanis.
4.
Tersedianya
tenaga ahli dan tenaga-tenaga terampil.
5.
Tersedianya
bahan mentah yang cukup untuk kelangsungan industri, sekaligus pasar bagi hasil
produksinya.
Revolusi industri dimulai dari bidang
pertekstilan, industri tekstil menjadi semacam tradisi dalam kehidupan
masyarakat Inggris. Kemudian pada abad XVIII terjadi revolusi dalam pengolahan
besi dan baja, faktor yang mendorong berkembangnya industri logam antara lain
bahwa di Inggris bahan mentah logam seperti biji besi, batu bara tersedia cukup
melimpah.
Perkembangan
yang terjadi di Inggris akibat revolusi industri memunculkan kelas baru dalam
masyarakat yang bersifat kapitalistik. Minat untuk menanamkan modal di luar
negeri seperti ke daerah koloni merupakan suatu usaha ekstensifikasi modal.
Gelombang perpindahan emigran Inggris ke Amerika juga terjadi secara
besar-besaran terutama bagi mereka yang ingin memperbaiki taraf hidupnya.
B.Perkembangan
Koloni-koloni di Amerika Utara
Setelah datangnya Colombos di Benua baru
banyak berdatangan orang Spanyol dan Prancis di Amerika hingga akhirnya Mexico
, Amerika tengah, dan Amerika selama menjadi jajahan Spanyol dan Brazilia
menjadi jajahan Portugis.Tinggal Amerika Utara yang belum dikuasai dan mulai
abad XVII berdatanglah orang Prancis , Belanda, Inggris saling berebut daerah
kekuasaan Dalam upaya penakhulakannya
seperti halnya Spanyol Hernando Cortes terhadap suku Aztek di mexico, Fransisco
Pizarro terhadap suku Inca di Peru, Gonzalo Jimenes de Quesada atas
Colombia, Pedro de Valdivia atas chili dan Pedro Alvares Cabral
dari Portugal terhadap Brasil.
a. Koloni Inggris Yang Dibiayai oleh Kerajaan
Inggris yang datang lebih akhir di pantai
Amerika Utara, bangsa Prancis yang telah menduduki New Faunland dan daerah
ditepi sungai St Lawrence maka inggris tinggal menyelidiki daerah antara
jajahan Prancis dan Spanyol. Disebelah selatan Potomac, sir Walter Ralaigh
datang untuk mencari emas tetapi yang ditemukan tumbuhan aneh yang dinikmati
asabnya.Raleigh sendiri menjadi penggemar tumbuhan tersebut, yang kemudian
lahirlah kebutuhan merokok dan derah itu diberi nama Virginia(tanah gadis)serta
dijadikan daerah jajahan , dengan harapan dapat memuliakan raja inggris, sebab
ini memberikan prospek yang sangat baik. Kemudian raja Inggris memberika hadiah
hak untuk membangun koloni awal. Daerah tersebut ditetapkan sebagai the
Virginia Company of London.
b. Koloni yang dibangun atas dasar compact(perjanjian)
Kedatangan Kum puritan di New England dan
dikoloni Virginia merindukan suasana kebebasan dalam kehidupan keagamaan yang
baik dibawah aturan gereja.
c. Koloni yang dibangun atas dasar Proprietary
Dari 13 koloni yang berhasil dibangun
pembentuk bansa Amerika sampai dengan tahun 1775, kecuali Virginia dan New
England dibangun atas dasar Proprietorship. Dalam hal ini orang yang diberi hak
memiliki dan membangyn sebuah koloni mengatur sendiri koloninya.
C.
Kehidupan Awal Para Kolonis
Orang-orang
yang datang belakangan dibandingkan
dengan orang Spanyol , Perancis dan Portugis mulai berdatangan di Amerika pada awal abad XVII. Para pendatang
tersebut saling berebut untuk memperoleh daerah pemukiman. Pada waktu
perjalanan Sir Walter Raleigh yang
datang mencari emas, ternyata yang diketemukan adalah tunmbuhan aneh. Oleh
orang Indian setelah digulung, di bakar dan dimasukkan kedalam mulut yang
menimbulkan kecanduan (merokok) yang menjadi kegemarannya.
1. Kehidupan Perekonomian Daerah Koloni
Pengenalan
akan tembakau oleh penduduk anak negeri ini ternyata digemari juga oleh Raleigh
dan orang-orang Eropa termasuk orang inggris. Dalam perkembangannya daerah
sepanjang sungai Potomac yang
merupakan penghasil tembakau tersebut adalah Virginia. Sekalipun emas yang
ditemukann disana, akan tetapi tanaman tembakau merupakan prospek komoditi
perdagangan masa depan yang menjanjikan untuk dipasarkan ke negara-negara
Eropa.
a.
Kreativitas petualang dalam pemanfaatan dan pengolahan tanah
kosong adalah pada mulanya banyak mengalami kesulitan. Daerah yang masih hutan
rimba yang subur diperlukan penanganan yang luar biasa dan serius. Pada awalnya
sampai dengan tahun ke tujuh banyak yang tidak kerasan tinggal di Amerika, akan
tetapi dalam perkembangannya mereka dapat menikmati hidup yang baik berkat
usaha kerasnya untuk menaklukan hutan belantara. Para tenaga kerja untuk
dipekerjakan di perkebunan-perkebunan tembakau banyak yang didatangkan dari
Afrika dan Hindia Barat. Di daerah Selatan seperti Virginia,Georgia, Maryland,
Carolina tumbuh sebagai daerah pertanian dan perkebunan. Keberadaan sungai
besar seperti Potoimac yang dalam merupakan jalur lalulintas dagang yang sangat
menguntungkan.
Perkembangan pertanian dan perkebunan
di Amerika pada masa awaltidak lepas juga peranan dari usahawan-usahawan
besarvyang ada di negeri induk. Berkembangnya perdagangan dan hubungan antara
koloni dengan negeri induk mendorong tumbuh suburnya jaringan dagang. Banyaknya
“Agents of Trade” (agen-agen dagang) dibuka, para
pedagang datang dan pergi ke Amerika dengan bahagia, karena keuntungan mereka
yang besar.kemakmuran yang dicapai oleh para kolonis berkat alamnya yang subur,
kerja keras, ulet dan semangat pantang menyerah.
Sampai dengan tahun 1750 terjadi triagulasi
pedagangan yang harmonis antara kolonis diAmerika- Inggris dan Afrika. Jaringan
dagang yang sangat baik tersebut terutama untuk komoditimanufaktur seperti: Wine, (minuman anggur), Fruit (buah-buahan), Tabacco (tembakau), Rice (gandum), Salt
(garam), Fish (ikan daging), Textil
(kain-kapas), dan Indigo (nila
pewarna) serta hasil hutan seperti kayu dari Amerika sangat bagus kualitasnya
untuk galangan kapal.
b.
Peternakan
Dalam bidang peternakan, di Amerika
tersedia padang rumput yang sangat luas. Para pemburu harta banyak yang memulai
usahanya dari nol. Mereka akhirnya dapat menemukan sumber-sumber baru kehidupan
di dunia baru. Di bagian barat dengan tektur tanah yang terdiri dari kombinasi
tanah padang pasir, merupakan padang rumput yang sangat luas dan subur. Hewan
ternak seperti sapi banyak sekali dijumpai di Amerika.
Dalam sejarah peternakan sapi yang
mengaggumkan di wilayah barat adalah “Texas
longhorn” (sapi bertanduk panjang) dari Texas. Diyakini hewan-hewan ini
berasal dari nenek moyangnya bangsa Spanyol, dan mempunyai tubuh yang besar
merupakan penghasil daging yang banyak. Sapi-sapi jenis longhorn dikenal sebagai sapi liar dan setelah berhasil ditangakap
kemudian ditandai dengan menggunakan cap atau tanda pengenal lainnya.
Lambang kebanggaan para pengembala sapi
di padang rumput hijau nan luas yang hampir tak terhingga luasnya disebut “Cowboy”. Senjatanya menjadi lambang
kebandelan dan kepercayaan diri yang khas. Sementara itu untuk sapi-sapi di
wilayah Timur para peternak Eropa
biasanya memanjakan ternak mereka. Ternak-ternak tersebut dipelihara
seperti model Eropa, diberi makan, dimandikan, dikandangkan. Menurut certita
para koboi sapi-sapi yang banyak dipelihara di daerah Timur tersebut “Shorthorn” (sapi bertanduk pendek) dan
jinak. Hasil peternakan mereka dalam perkembangannya menjadi sangat
menguntungkan, selain daging, kulitnya juga susunya.
c.
Pendidikan di Daerah
Koloni
Para kolonis Amerika hidup atas dasar
etika Kristen. Mas-sachusetts Bay Colony mempunyai perhatian yang sangat besar
dalam bidang pendidikanbagi anak mereka. Di kota ini setiap 50 keluarga,
mendirikan sekolah dengan guru laki-laki dengan pelajaran utama : membaca,
menulis, dan aritmatika. Sedangkan untuk setiap 100 keluarga membangun “Grammar School” (sekolah bahasa),
sebagai persiapan pendirian sebuah College
(sekolah menengah).
Dalam tahun 1636, di Massachusset pada
pemukiman awal telah memikirkan perlunya sekolah bagi anak mereka. Di sinilah
lahirnya Harward Collage, di
perguruan inilah banyak anak-anak petani yang dididik dalam ilmu hukum. Lain
halnya dengan yang terjadi di New England, para kolonis tidak secepat
Massachusset dalam mengusahakan persekolahan.
Antara tahun 1746 sampai dengan 1769,
berdiri beberapa lembaga pendidikan seperti: Collage of New Yerssey (Princeton), University of Pennsylvania, King’s
Collage di Colombia. Dengan pertemuannya dengan kebudayaan dan etniklain
membentuk “American Nations Charter”
(watak bangsa Amerika).
D. Imigran Bangsa-Bangsa Diluar Orang Inggris
Amerika Serikat merupakan komunitas
yang besar dengan etnik yang majemuk. Dari sekian banyak komunitas yang
terbesar dan paling berpengaruh adalah yang berasal dari Great Britain (Inggris Raya) yang kental dengan budaya Anglo Saxon. Setiap etnik antara satu
dengan yang lain berbeda, ia dipengaruhi oleh faktor-faktor lokasi, asal mula,
kondisi saat mereka datang, keterampilan dan kebudayaan serta pola pikirnya.
Pengusiran terhadap orang-orang
Indian sering kali dilakukan oleh para pendatang Eropa. Pada masa revolusi
kemerdekaan orang Indian ini memihak Inggris. Keberpihakan terhadap Inggris
dilatar belakangi karena pada hakekatnya takut kehilangan wilayahnya. Setelah
revolusi kemerdekaan selesai, dengan berbagai cara orang-orang kulit putih
melakukan pengusiran baik secara legal maupun ilegal terhadap masyarakat
Indian. Pertentangan antara kulit putih dengan Indian biasanya diselesaikan
dengan suatu perjanjian dimana perjanjian tersebut seringkali merugikan orang
Indian. Perjuangan untuk mempertahankan diri dari tekanan para pendatang sering
terjadi pertempuran. Namun karena tingkat kemampuan mereka kalah, akhirnya
kalah dan sepakat berunding dengan pihak orang kulit putih atau pemerintahan
Amerika Serikat.
1. Etnis Irlandia-Skotlandia
Orang Irlandia merupakan etnik
minoritas terbesar pertama di kota-kota Amerika. Orang-orang yang berasal dari
Irlandia pada masa awal banyak yang tidak dapat berbahasa Inggris, hal ini
menyulitkan orang Irlandia pada masa awal. Daerah hunian terbesar bagi etnis
asal Irlandia di daerah Pennsylvania,
lembah Shenandoah di Virginia, wilayah Piedmon di Carolina. Mata
pencaharian utama adalah petani yang bebas, teetapi mereka bukan pemilik
perkebunan atau budak.
2. Etnis Belanda-Jerman
Orang-orang belanda berhasil
membangunsebuah koloni New Amsterdam
yang nantinya menjadi New York pada
tahun 1620. Sedang Etnis Jerman mempunyai pengaruh dalam kehidupan Amerika
cukup besar. Bahasa Jerman banyak digunakan untuk nama fasilitas umum, pohon
natal merupakan tradisis Jerman yang selanjutnya diadopsi di Amerika. Pada masa
revolusi kemerdekaan peran orang-orang etnis Jerman memberikan sumbangan yang
berarti. Mereka dikenal sebagai prajurit yang memiliki tradisi militer yang
tangguh.
3. Etnis Yahudi-Italia
Orang Yahudi yang datang di Amerika
pada masa kolonial adanya golongan orang yahudi Sephradik, yang sudah berabad-abad meninggalkan tanah leluhurnya
dan menyebar kenegara-negara Eropa. Salah satu yang menarik untuk dicermati
adalah, bahwa bangsa Yahudi mempunyai pengalaman yang sama sebagai bangsa
minoritas dengan perlakuan yang kurang baik. Pada abad ke-17, kebijakan
pemerintah Inggris di koloni Amerika memberi kebebasan yang lebih besar
terhadap orang yahudi. Jumlah orang Yahudi yang berada di Amerika makin lama
makin banyak terutama pada abad ke-19.
Orang Italia yang datang ke Amerika
berasal dari bagian selatan, daerah ini merupakan tanah agraris, pedesaan dan
mereka hidup sederhana dan melarat. Ciri khas orang Italia adalah hidup dengan
sangat sederhana dan hemat, mereka kurang memperhatikan keperluannya sendiri.
4. Etnis China
Kehidupan etnis China di Amerika
dapat mengubah kehidupan-nya secara spektakuler. Mereka dapat hidup, berhasil
dan lebih makmur dibandingkan dengan warga China yang tetap tinggal di negeri
induknya. Seringkali dengan melihat keberhasilan etnis China membuat orang
kulit putih merasa iri. Hubungan antara Amerika dengan China mulai efektif
terutama adanya keterkaitan akan sutera yang memiliki kualitas tinggi yang
dibawa oleh pedagang yankee.
Kehidupan awal orang China di
Amerika, biasanya mereka adalah buruh kontrak. Orang China dikenal sebagai
pekerja pertanian yang ulet, tekun dan rapi. Pada umumnya mereka sebagai tenaga
kerja yang murah menurut pandangan Amerika. Dalam perkembangan selanjutnya
etnis ini ditakuti sekaligus dibenci oleh orang-orang Amerika sebagai sesama
pekerja.
Sumber-sumber
Sutiyah, 1996, Sejarah
Amerika II, Surakarta, UNS.Press
Yb. Yurahman, 2002, Sejarah Amerika II, Yogyakarta, Widya Sari Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar