Sabtu, 08 Desember 2012

Serikat Islam


SERIKAT ISLAM

            SI dapat dipandang sebagai salah satu gerakan politik yang menonjol sebelum perang dunia ke-2. Layak kiranya jika organisasi ini perlu mendapat sorotan sendiri karena ia mengalami perkembangan yang cepat dan dinamis. Cepatnya perkembangan juga membawa cepatnya kemunduran yang hanya beberapa tahun setelah puncaknya. Berkurangnya pengaruh organisasi dan timbulnya pertentangan menyebabkan mengendurnya simpati massa (Korver,1982:1).
            SI didirikan pada tahun 1912 oleh H.Samanhudi, seorang pengusaha batik di kampong Lawean, Solo yang mempunyai banyak pekerja. Perusahaan batik lainnya ada di tangan orang Cina dan Arab, dan mereka memproduksi batik dalam partai yang besar, sedangkan disekitar perusahaan besar itu terdapat perajin kecil yang dilakukan dirumah-rumah penduduk dengan membatik dan membuat batik cap yang mulai popular pada waktu itu. Penasihat Urursan Bumiputra, Rinkes mengatakan bahwa ketika terjadinya bentrokan dengan polisi seorang Cina terbunuh. Akibatnya di Surabaya terjdinya pemogokan para pedagang Cina yang melumpuhkan kehidupan ekonomi. Ia menghubungkan peristiwa ini dengan kejadian di Suakarta karena di tempat itu terjadi persaingan antara pedagang Lawean dengan firma Sie Dian Ho, berdagang buku, alat kantor, dan bahan batik. Pemboikotan terhadap firma ini melahirkan SI
            Selanjutnya Korver berpendapat bahwa sudah sejak lama di Solo berdiri perkumpulan Cina-Jawa yang bernama Kong Sing. Anggotanya pengusaha Cina dan Jawa, termasuk H.Samanhudi. pada tahun 1911, ketika terjadi revolusi di Cina terjadilah sikap yang merenggangkan hubungan mereka dengan orang Jawa. Hal ini juga merenggangkan hubungan sesama anggota Kong Sing sehingga anggota Kong Sing Jawa mendirikan Rekso Rumekso yang kemudian menjadi SI (Korver,1982: 21).
            Jelas kiranya bahwa tujuan utama SI adalah menghidupkan kegiatan ekonomi pedagang Islam Jawa yang diikat dengan Agama.meskipun dari salah satu sumber disebutkan bahwa tidak ada persaingan antara pedagang Cina dan Jawa, sebenarnya hal ini tidak akan mungkin tidak terjadi di dunia perdagangan. Perubahan tingkah laku dan arogansi merenggangkan hubungan social mereka. Keadaan seperti ini memperkuat dan mendorong mereka untuk menyatukan diri menghadapi pedagang Cina. Agama Islam digunakan dan merupakan factor pengikat dan penyatu kekuatan pedagang Islam.
Tujuan utama SI untuk mengembangkan perekonomian berkali-kali ditekankan oleh pemimpin SI terkemuka, yaitu Umar Said Cokroaminoto. Ia adalah seorang orator yang cakap dan bijaksana, mampu memikat anggotanya. Dalam pidatonya pada rapat raksasa di kebun binatang Surabaya tgl 26 Januari 1913 ia menegaskan bahwa tujuan SI adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia, memperkuat perekonomian agar mampu bersaing dengan bangsa asing. Jika ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut:
  1. Mengembangkan jiwa dagang.
  2. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
  3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
  4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
  5. Hidup menurut perintah agama.
Usaha di bidang ekonomi tampak sekali, khususnya dengan berdirinya koperasi di kota Surabaya. Di kota itu pula berdiri PT. “Setia Usaha”, selain menerbitkan surat kabar “Utusan Hindia” juga menyelenggarakan penggilingan padi, dan juga mendirikan bank. Usaha itu semua dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan ekonomi dari nketergantungan bangsa asing (Sartono Kartodirjo,LS,2,1968: 65).
            Usaha meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa sendiri diterima dengan antusias oleh masyarakat lapisan bawah. Wong Cilik mendapat kesempatan untuk memperbaiki kehidupan yang sudah lama dinanti-nantikan. Tidak salah jika kiranya SI mampu membaca keinginan wong cilik yang menginginkan perbaikan upah kerja, sewa menyewa tanah, masalah-masalah yang berlaku di tanah partikelir, dan juga tingkah laku yang menyakitkan hati yang dilakukan para mandor dan kepala-kepala pribumi. Hal-hal inilah yang merupakan kenyataan sebagai penderitaan rakyat yang harus diperbaiki. Maka tidak mengherankan kalau SI menjadi popular di kalangan rakyat bawah. SI segera meluas ke seluruh Jawa. Pada waktu itu cabang Jakarta mempunyai anggota sebanyak 12.000 orang. Dalam rapat raksasa di Surabaya jumlah anggotanya menjadi lebih dari 90.000, terdiri dari 30.000 orang dari cabang Solo, 16.000 dari Surabaya, 25.000 dari Jakarta, 23.000 dari Cirebon, dan 17.000 dari Semarang. Sementara itu telah ditolak sekitar 200.000 orang yang mendaftarkan diri sebagai anggota SI.
            Dalam waktu kurang dari satu tahun SI sudah tumbuh menjadi organisasi raksasa. Karena itu pemerintah Hindia Belanda harus mencermati jejak SI yang dianggap membahayakan itu karena ia mampu memobilisasikan massa. Pada tahun 1914 anggota SI bejumlah 444.251 (Korver,1982: 225). Mengenai perkembangan yang cepat ini menimbulkan reaksi yang cepat pula dari pihak pemerintah. Gubernur jenderal Idenburg (1909-1916) tidak menolak kehadiran SI dan munculnya pertanyaan yang belum terjawab mengtapa SI timbul sekonyong-konyong dan cepat menjadi besar. Apa motivasi organisasi itu? Inilah yang menjadi tanda Tanya besar Idenburg. Meskipun pada mulanya loyal pada pemerintah tetapi SI tetap tidak dapat dipercaya.         
            Mengenai reaksi terhadap makin luasnya keanggotaan SI itu, Idenburg berpendapat bahwa “menjadi jalang” nya SI itu merupakan kenyataan bahwa orang Bumiputra mulai memikirkan nasibnya dan inilah permulaan sadr dari tidurnya. Reaksi yang dating dari orang Belanda yang ketakutan di Eropa mengatakan bahwa SI identik dengan “salah Idenburg”. Sekiranya telah terjadi pembunuhan terhadap orang-orang Eropa oleh anggota SI maka itu merupakan bencana yang merupakan kesalahan Idenburg. Ditambahkan pula Belanda akan kehilangan jajahannya.
            Kegelisahan timbul dikalangan pengusaha perkebunan sehingga di dalam surat kabar Soerabajash Handelsblad  dimuat iklan yang mencari opsir tentara Hindia Belanda yang sanggup membei petunjuk bagaimana menjaga dan mempertahankan perusahaan perkebunan dan bangunan-bangunan lainnya. Perusahaan yang lain minta diberi izin untuk menggunakan senjata dan amunisi yang diambil dari gudang. Akan tetapi permintaan gila tidak diluluskan Idenburg.
            Dari kalangan pangrehpraja berpendapat bahwa perkembangan SI harus diterima dengan wajar, tetapi di pihak lain kehadirannya merupakan ancaman bagi keamanan dan ketertiban. Bupati yang progresif mengharuskan supaya pangrehpraja menduduki cabang SI, sedangkan bupati yang konservatif akan menolak kehadiran SI dan dianggapnya mengurangi kewibawaannya dan mengancam kedudukannya.
            Rinkes bersikap longgar terhadap SI, “Gerakan Bumiputra memang sudah ada” orang harus menerimanya, tetapi sebaiknya dengan “jiwa dan sikap agung” (van der wal,1967: 215, 219). Bagi Idenburg, melarang begitu saja tidak ada gunanya, apalagi dengan penekanan dan penindasan. Jalan yang terbaik baginya dengan membuat kanalisasi, artinya mengurangi desakan kuat sehingga tidak timbul satu kekuatan besar yang dapat menghancurkan eksistensi pemerintah.hal ini dijabarkan dalam pemberian badan hukum (rechtspersoon) kepada SI, sehingga organisasi ini leluasa menjalankan kegiatannya tanpa ada hambatan dari pihak manapun. Idenburg hanya memberi badan hokum pada cabang-cabang SI, sedangkan Central Serikat Islam (CSI) baru akan diberikannya kemudian. Ini berarti bahwa hanya cabang local yang diakui secara resmi dan hubungan antar cabang dan kordinasi dari CSI diperlemah.
            Dalam konggres SI tahun 1914 di Yogyakarta Cokroaminoto terpilih sebagai pimpinan SI. Gejala konflik internal telah timbul di permukaan dan kepercayaan terhadap CSI mulai berkurang. Namun Cokroaminoto tetap mempertahankan keutuhan dengan mengatakan bahwa kecenderungan untuk memisahkan diri dari CSI harus dikutuk. Karenanya perpecahan harus dijaga karena Islam sebagai pemersatu.
            Politik kanalisasi dari Idenburg dapat dikatakan berhasil karena CSI baru diberi pengakuan badan hokum pada bulan Maret 1916 dan keputusan ini diberikannya pada waktu ia hampir berhenti dari jabatannya. Idenburg digantikan oleh Gubernur Jenderal van Limburg Stirum (1916-1921) yang juga seperti pendahulunya bersikap agak simpatik terhadap SI. Dalam konggres tahunan yang diselenggarakan tahun 1916, Cokroaminoto secara panjang lebar menguraikan perlunya pemerintahan sendiri untuk rakyat Indonesia. Sementara itu persoalan pertahanan Hindia mulai banyak dibicarakan oleh golongan colonial tertentu sehingga terbentuk Komite Pertahanan Hindia. Orang mengatakan bahwa pertahanan Hindia ini berpengaruh terhadap proses kesadaran politik di Indonesia.
            Pada bulan Juni 1916 di Bandung diadakan Kongres pertama yang dihadiri oleh 80 SI local yang meliputi 360.000 orang anggota. Konggres itu merupakan “Konggres Nasional” karena SI mencita-citakan supaya penduduk Indonesia menjadi satu natie atau satu bangsa dengan kata lain mempersatukan etnik Indonesia menjadi bangsa Indonesia. Sudah disebut diatas bahwa SI setuju diadakannya Komite Pertahanan Hindia asal pemerintah membentuk Dewan Rakyat (Pringgodigdo,1964: 18).
            Sebelum diadakanya konggres SI kedua tahun 1917 di Jakarta muncul aliran revolusioner sosialistis yang diwakili oleh Semaun yang pada waktu itu menjadi ketua SI local di Semarang. Namun Konggres itu tetap memutuskan bahwa azas perjuangan SI ialah mendapatkan zelf bestuur atau pemerintahan sendiri. Selain itu pula ditetapkan azas kedua berupa “Strijjd tegen overheersing van her zondig kapitalisme” atau perjuangan melawan penjajahan dari kapitalisme yang jahat (Pluvier, 1953:23). Sejak itu pula Cokroaminoto dan Abdul Muis mewakili SI dalam Dewan Rakyat.
            Sudah disebut dimuka bahwa keanggotaan SI terus meningkat dan ini terbukti dalam konggres trahun 1918 ketiga di Surabaya, anggotanya mencapai 450.000 yang berasal dari 87 SI local. Sementara itu pengaruh Semaun makin menjalar ke tubuh SI. Dikatakannya bahwa pertentangan yang terjadi bukan antara penjajah dan terjajah tetapi juga antara kapitalis dengan buruh. Karena itu perlu memobilisasikan kekuatan buruh dan tani, di samping tetap memperluas pengajaran dan penghapusan heerendiensten.
            Di dalam konggres SI keempat tahun 1919, SI memperhatikan gerakan buruh atau Serikat Sekerja (SS), karena SS akan memperkuat kedudukan partai politik dalam menghadapi pemerintah colonial. Kemudian terbentuklah persatuan SS yang beranggotakan SS pegadaian dan SS Pegawai Pabrik gula, dan SS Pegawai Kereta Api.
            Selanjutnya perubahan-perubahan dalam tubuh SI dapat dilihat dari konggres-konggresnya. Setelah terjadinya peristiwa Cimareme dan kasus Afdeling maka pada akhir tahun 1919 diselenggarakan konggres SI keempat. Suasana konggres lesu namun sementara itu perjuangan SI tetap ditegakan dengan landasan perjuangan antar bangsa yang ini berarti perjuangan melawan pemerintah colonial harus tetap terus dilakukan. Di dalam tahun itu pula pengaruh sosialis-komunis telah masuk ke tubuh SI pusat maupun cabang-cabangnya, SI yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) pada tahun 1914. Pada mulanya ISDV sudah mencoba menyebarkan pengaruhnya, tetapi karena paham yang mereka anut tidak berakar di dalam masyarakat Indonesia melainkan diimpor dari Eropa oleh orang Belanda, sehingga usahanya kurang berhasil. Sehingga mereka menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme namun dengan cara yang berbeda. Dengan usaha yang baik, mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti Semaoen, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi "SI Putih" yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang dipimpin Semaoen. SI merah berlandaskan asas sosialisme-komunisme.
Adapun faktor-faktor yang mempermudah infiltrasi ISDV ke dalam tubuh SI antar lain:
  1. Centraal Sarekat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi pusat memiliki kekuasaan yang lemah. Hal ini dikarenakan tiap cabang SI bertindak sendiri-sendiri. Pemimpin cabang memiliki pengaruh yang kuat untuk menentukan nasib cabangnya, dalam hal ini Semaoen adalah ketua SI Semarang.
  2. Peraturan partai pada waktu itu memperbolehkan keanggotaan multipartai, mengingat pada mulanya organisasi seperti Boedi Oetomo dan SI merupakan organisasi non-politik. Semaoen juga memimpin ISDV (PKI) dan berhasil meningkatkan anggotanya dari 1700 orang pada tahun 1916 menjadi 20.000 orang pada tahun 1917 di sela-sela kesibukannya sebagai Ketua SI Semarang.
  3. Akibat dari Perang Dunia I, hasil panen padi yang jelek mengakibatkan membumbungnya harga-harga dan menurunnya upah karyawan perkebunan untuk mengimbangi kas pemerintah kolonial mengakibatkan dengan mudahnya rakyat memihak pada ISDV.
  4. Akibat kemiskinan yang semakin diderita rakyat semenjak Politik Pintu Terbuka (sistem liberal) dilaksanakan pemerintah kolonialis sejak tahun 1870 dan wabah pes yang melanda pada tahun 1917 di Semarang.
            Pada konggres SI kelima pada tahun 1921 Semaun melancarkan kritik terhadap kebijaksanaan SI pusat sehingga timbul perpecahan. Di satu pihak aliran yang mendambakan aliran ekonomi dogmatis diwakili oleh Cokroaminoto. Kemungkinan dipersatukannya dua aliran itu ialah dengan memformulasikan satu perjuangan SI menentang kapitalisme sebagai sebab utama timbulnya penjajahan. Jadi, yang perlu ditentang adalah penjajahan yang disebabkan oleh tindakan kapitalisme.
            Rupanya gejala perpecahan semakin jelas dan dua aliran itu ternyata tidak dapat dipersatukan. Di dalam konggres SI keenam yang diselenggarakan pada akhir tahun 1921 disetujui adanya disiplin partai. Sebagai akibat diselenggarakannya disiplin partai maka Semaun dikeluarkan dari SI karena berlaku ketentuan bahwa tidak diperbolehkannya merangkap dengan anggota partai lain. Dengan demikian terdapat dua aliran SI yaitu; 1) yang berazaskan kebangsaan-keagamaan berpusat di Yogyakarta dan 2) yang berazaskan komunis yang berpusat di Semarang.
            Konggres SI ketujuh yang diselenggarakan pada tahun 1923 di Madiun memutuskan bahwa Sentral Sarekat Islam diganti menjadi Partai Serikat Islam (PSI). selanjutnya ditetapkan berlakunya disiplin partai. Di pihak lain cabang-cabang SI yang mendapat pengaruh komunis menyatakan dirinya bernaung dalam Sarekat Rakyat yang merupakan bangunan bawah partai Komunis Indonesia (PKI).
            Azas perjuangan PSI adalah nonkoprasi artinya organisasi itu tidak mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial, tetapi organisasi itu mengizinkan anggotanya duduk dalam Dewan Rakyat atas nama diri sendiri. Konggres PSI tahun 1927 menegaskan azas perjuangannya bahwa tujuannya adalah mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama islam. Karena tujuannya dinyatakan dengan tegas tentang kemerdekaan nasional maka PSI menggabungkan diri dalam Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Nama PSI ditambah dengan “Indonesia” untuk menunjukan perjuangan kebangsaannya dan kemudian namanya menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) pada tahun 1927. Perubahan nama itu dapat dikaitkan dengan datangnya dr.Sukiman dari Belanda.
            Di dalam organisasi PSII terjadi perbedaan pendapat yang disatu pihak diwakili oleh Cokroaminoyo menekankan perjuangan kebangsaan. Di pihak lain dr.Sukiman keluar dari organisasi lama dan mendirikan Partai Islam Indonesia (PARII). Rupanya perpecahan itu dipandang melemahkan PII atau perjuangan Islam maka akhirnya dua aliran itu dapat dipersatukan kembali pada tahun 1937. Persatuan dalam PSII hanya berlangsung singkat karena dr.Sukiman memisahkan diri lagi yang diikuti Wiwoho, Kasman Singodimejo, dll.
            Pada tahun 1940 Kartosuwiryo mendirikan PSII Kartosuwiryo setelah keluar dari PSII lama. Pada saat Jepang mendarat di Indonesia kekuatan Islam terpecah menjadi beberapa aliran PSII Abikusno, PSII Kartosuwiryo, PSII atau PARII dr.Sukiman. semua aliran itu tidak berdaya pada masa pendudukan Jepang yang melarang kehidupan partai politik di Indonesia. 












DAFTAR PUSTAKA


Sartono Kartodirjo.1967.”Kolonialisme dan Nasionalisme di Indonesia Abad XIX-XX”. Lembaran Sejarah, no 1.

Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi         1908-1945. Yogyakarta : pustaka Pelajar.

Korver,A.P.E. 1982. Sarekat Islam, 1912-1916 Amsterdam:Universiteit van Amsterdam.

Pringgodigdo,A.K. 1964. Nasionalisme Asia. Jakarta: Pustaka Rakyat.

Sumber Internet :



Kolonisasi Inggris di Amerika


MASA KOLONISASI INGGRIS DI AMERIKA



A. Latar Belakang dan Hubungan dengan Eropa

            Terjadinya Renaisance setelah masa Theokrasi telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, baik dari bidang ekonomi, social, budaya, intelektual dan hokum. Perubahan terjadi karena semangat rationalism, yang mendengukan ratio / nalar/ pikiran dalam menghadapi dan memecahkan segala masalah. Juga timbulnya semangat nasionalisme yang didukung oleh para raja baik di Perancis, Jerman, Inggris untuk menguasai tanah-tanah milik gereja menjadi trend saat itu. Semangat individualistic yang menolak otoritas rohani dari gereja dan perombakan masyarakat dari system feudal ke sitem masyarakat pedagang dan kapitalistik.

a. perkembangan dalam Bidang Ekonomi
            Pedagang Eropa membentuk organisasi – organisasi yang lazim disebut Gilda, sesuai dengan namanya organisasi ini anggotanya terdiri dari para kaum pedagang. Organisasi ini dibentuk untuk melindungi para pedagang dari ancaman perang dan kekerasan yang terjadi pada abad ke-12.
            Memasuki abad ke-13, gilda-gilda ini menjadi berkembang lebih besr, mereka hidup makmur sebagai aristocrat dan eksklusif. Dampak lain yang ditimbulakan dari perkembangan gilda-gilda adalah munculnya kota-kota, yang ditandai dengan berdirinya berbagai jenis industry manufaktur, industry pakaian, dan sebagainya. Munculnya industry skala besar dan kecil menimbulkan peran industriawan dan kaum pedagang menjadi semakin penting dalam perekonomian Negara. Perkembangan yang patut dicatat dalam hal ini adalah pertumbuhan kota-kota dagang dan industry seperti di Florence (italia) sebagai pusat importer pakaian dari luar, terutama wol dari Inggris : Flanders, dikenal sebagai pusat kerajinan : kota Milan (italia) sebagai pusat manufaktur pengerjaan besi : Venesia yang sangat terkenal produksi kain brokatnya : Hamburg (jerman), dan Bordeoux terkenal dengan industry minuman bird an Amsterdam sebagai pusat perdagangan ikan terbesar.
            Semakin besarnya pengaruh kaum pedagang dalam tiap Negara maka banyak orang Eropa menyandarkan kehidupannya pada sector ini. Peranan uang menjadi semakin kuat dan menentukan jalanya perdagangan. Untuk mengembangkan modalnya para pedagang mengembangkan modal dan kredit. Disinilah kapitalisme dalam perdagangan berkembang pesat.

b. Perkembangan Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
            ada beberapa factor yang sekiranya dapat untuk menjelaskan tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ke-13 sampai dengan abad ke-15 di Eropa, yakni : (1) kemajuan ekonomi yang mengesankan dan munculnya kota-kota dagang di Eropa, (2) relasi dan komunikasi yang semakin intensif dengan kawasan Byzantium, dan (3) pengaruh peradaban arab, yaitu gairah untuk mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan yang telah berkembang lama di Yunani. Semangat ini berperan besar dalam kebangkitan ilmu pengetahuan yang nantyi dikembangkannya Peradaban Kristen – Barat.
            Dalam perkembangannya dunia intelektual diwarnai dengan munculnya minat untuk mempelajari karya-karya Aristoteles tentang moral/etika dan filsafat. Salah seorang sarjana yang berhasil menguasai karya-karya Aristoteles adalah Albertus Magnus (1193-1280), Thomas Aquinas (1224-1274) yang belajar dibawah bimbingan Albertus Magnus. Karya besar Thomas Aquinas berjudul Summa Theologi (semacam Ensiklopedi Theologi).
            Tokoh intelektual yang perlu mendapat perhatian setelah Alberyus Magnus dan Thomas Aquinas adalah pemikir kelahiran Inggris Roger Bacon (1214-1292). Hasil pemikirannya terwujud dalam karya besarnya Opus Majus atau Greater Work. Dari teorinya ini melahirkan kesadaran dan berkembangnya ilmu tentang : mesin, navigasi, mobil, dan mesin terbang.
            Lahirnya berbagai kolose (semacam asrama dengan siswa dan pembimbing tinggal bersama), para siswa dipersiapkan untuk masuk ke Universitas. Dengan demikian kolose merupakan suatu lembaga yang mempersiapkan siswa untuk masuk ke pendidikan universitas. Sejalan dengan lahirnya kolose-kolose tersebut maka tahap berikutnya adalah munculnya universitas-universitas yang bermunculan di Eropa. Tahap dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan yang mencetak kaum intelektual ini, tidak disangkal adalah peran gereja dan kaum usahawan, pedagang yang menjadi kelas baru dalam masyarakat Eropa yang dikenal dengan kaum Borjuis mereka merupakan kelas baru dan berpengaruh dalam masyarakat Eropa.

c. Perkembangan Dalam Bidang Keagamaan
            semangat Renaisance dan Rationalisme dan kehidupan dalam gereja memungkinkan terjadinya gerakan reformasi dalam bidang keagamaan. Para pemimpin gereja pad lapisan bawah banyak didominasi oleh kelompok bangsawan yang kurang terdidik. Kaum biarawan-biarawati, dan gereja memiliki tanah yang luas dan sangat subur. Sementara kehidupan awam sangat miskin, sehingga terjadi kesenjangan social yang mencolok diantara kelompok ini.
            Dari perkembangan ini memunculkan tokoh reformis dalam tubuh gereja antara lain :
1. Martin Luther (Sang Reformator), ia lahir di Jerman 10 Nopember 1483 adalah seorang biarawan/imam di Eisleben, Jerman Tengah. Tahun 1505 memperoleh gelar Master of Act (MA), selanjutnya ia masuk dalam biara Agustin dan penganut stia Regula Agustinus. Tahun 1512 menjadi guru besar di Wittemberg (Berlin). Dalam karya dan pengajarannya dipengaruhi oleh aliran-aliran ; (a) Occamisme (seorang anggota dari Ordo Fransiscan dari Inggris) terutama dalam hal konsep yaitu pemisahan antara iman dan ilmu, dari sinilah lahir konsap Nominalisme. (b) Agustinus (pendiri ordo Agustin, + 431) pengaruh yang paling kuat adalah bahwa manusia dari dirinya sendiri tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya dari rahmat Tuhan lah manusia karna jasanya berkenan dihadapan Tuhan. Oleh karena itu pemurnian hanya dapat dicapaai melalui dan dengan rahmat Tuhan
            Dari dua aliran tersebut, maka Martin Luther melahirkan dua semboyan :
-          Sola-fide ; hanya karena iman manusia menjadi selamat, bukan karena perbuatannya.
-          Simul lustus et Piccator ; manusia pada dasarnya sekaligus orang benar dan berdosa.
2. Jean Cauvin Calvin, lahir 1509 di Perancis Utara, ia terkenal dengan ajarannya yang sistematik, radikal dan konsekwen, yang terformula dalam bukunya yang berjudul Institutio Religionis Christhianae. Dengan dipengaruhi aliran Max Weber mendorong Jean Cauvin Calvin ke arah Kapitalisme dengan Etika Kristen-nya menekankan hidup sederhana, tidak berfoya-foya dan kerja keras.
3. Henry VIII (1509-1547), Saat terjadi pertentangan dengan Paus karena dipensasi untuk menikah lagi tidak dikabulkan maka Henry VIII memutuskan untuk membentuk gereja sendiri model Inggris, dimana ia sebagai Kepala Gereja Inggris tahun 1523. Reformasi yang dilakukan adalah dalam hal Sakramen, ia tidak hanya mengakui bahwa sakramen hanya dalam satu bentuk saja, dan menolak trans-substansiasi. Dalam hal liturgy terjadi perubahan dati bahasa latin ke bahasa Inggris, selanjutnya agama Anglikan ditetapkan sebagai agama Negara.

d. Perkembangan Dalam Bidang Politik
            Terjadi pertentangan antara kaum bangsawan dengan raja. Pertentangan ini dipicu pila dengan kebijakan raja Inggris Henry VIII yang dikenal dengan Act of Supremacy. Dalam dekrit tersebut menentukan bahwa setiap pegawai harus mengucapkan setia kepada raja sebagai kepala gereja Inggris. hal ini membuat banyak masyarakat inggris keluar dari Inggris untuk mendapatkan dunia baru yang ditandai dengan kebebasan beragama.
            Dinamika kekuatan antara parlemen dan raja silih berganti di Inggris. apabila raja kuat maka parlemen lemah, sebaliknya apabila parlemen kuat maka raja pada pihak yang lemah. Manakala raja Inggris kuat maka kembali pada kekuasaan yang feodalistik otoritarian, dan berpengaruh pada gelombang emigrant keluar Inggris untuk mencari kebebasan politik di dunia baru.

e. Perkembangan Dalam Bidang Sosial
            menurut Jacques Godechot, mengemukakan bahwa ada dua jenis struktur social di Eropa. Di beberapa daerah di Eropa petani adalah pemilik tanah, tetapi di tempat lain petani  hanya sebagai pekerja atau bahkan budak para tuan tanah. Tanah-tanah luas dan subur di Eropa kebanyakan dikuasai oleh bangsawan dan gereja.
            Meningkatnya populasi penduduk di berbagai negara Eropa memicu timbulnya revolusi. Perkembangan jumlah penduduk berpengaruh terhadap modifikasi ddemografi dan penyebaran penduduk, perubahan ini menimbulkan dua masalah antara lain : (1) mata pencaharin, tambahan produksi makanan yang harus seimbang dengan perkembangan penduduk. (2) penambahan penduduk diperlukan lapangan pekerjaan yang cukup, sehingga tidak menimbulkan pengangguran dan akan menimbulkan masalah-masalah sosial.
            Di Inggris pengaruh revolusi industri memunculkan problem perburuhan, dan ketenagakerjaan. Masalah sosial lain yang muncul adalah masalah urbanisasi dengan segala ddampak yang ditimbulkan. Untuk mengatasi jumlah penduduk yang banyak maka dilakukan emigrasi ke Amerika.

f. Perkembangan Industri Inggris dan Pengaruhnya
            beberapa faktor yang menyulut terjadinya revolusi Industri di inggris, antara lain :
1.      Adanya organisasi dengan manajemen yang baik.
2.      Tersedianya tempat kerja yang memadai dan permanen.
3.      Tersedianya alat-alat, baik sarana, prasarana yang canggih dan mekanis.
4.      Tersedianya tenaga ahli dan tenaga-tenaga terampil.
5.      Tersedianya bahan mentah yang cukup untuk kelangsungan industri, sekaligus pasar bagi hasil produksinya.
Revolusi industri dimulai dari bidang pertekstilan, industri tekstil menjadi semacam tradisi dalam kehidupan masyarakat Inggris. Kemudian pada abad XVIII terjadi revolusi dalam pengolahan besi dan baja, faktor yang mendorong berkembangnya industri logam antara lain bahwa di Inggris bahan mentah logam seperti biji besi, batu bara tersedia cukup melimpah.
            Perkembangan yang terjadi di Inggris akibat revolusi industri memunculkan kelas baru dalam masyarakat yang bersifat kapitalistik. Minat untuk menanamkan modal di luar negeri seperti ke daerah koloni merupakan suatu usaha ekstensifikasi modal. Gelombang perpindahan emigran Inggris ke Amerika juga terjadi secara besar-besaran terutama bagi mereka yang ingin memperbaiki taraf hidupnya.


B.Perkembangan Koloni-koloni di Amerika Utara

Setelah datangnya Colombos di Benua baru banyak berdatangan orang Spanyol dan Prancis di Amerika hingga akhirnya Mexico , Amerika tengah, dan Amerika selama menjadi jajahan Spanyol dan Brazilia menjadi jajahan Portugis.Tinggal Amerika Utara yang belum dikuasai dan mulai abad XVII berdatanglah orang Prancis , Belanda, Inggris saling berebut daerah kekuasaan  Dalam upaya penakhulakannya seperti halnya Spanyol Hernando Cortes terhadap suku Aztek di mexico, Fransisco Pizarro terhadap suku Inca di Peru, Gonzalo Jimenes de Quesada atas Colombia, Pedro de Valdivia atas chili dan Pedro Alvares Cabral dari Portugal terhadap Brasil.

a. Koloni Inggris Yang Dibiayai oleh Kerajaan
Inggris yang datang lebih akhir di pantai Amerika Utara, bangsa Prancis yang telah menduduki New Faunland dan daerah ditepi sungai St Lawrence maka inggris tinggal menyelidiki daerah antara jajahan Prancis dan Spanyol. Disebelah selatan Potomac, sir Walter Ralaigh datang untuk mencari emas tetapi yang ditemukan tumbuhan aneh yang dinikmati asabnya.Raleigh sendiri menjadi penggemar tumbuhan tersebut, yang kemudian lahirlah kebutuhan merokok dan derah itu diberi nama Virginia(tanah gadis)serta dijadikan daerah jajahan , dengan harapan dapat memuliakan raja inggris, sebab ini memberikan prospek yang sangat baik. Kemudian raja Inggris memberika hadiah hak untuk membangun koloni awal. Daerah tersebut ditetapkan sebagai the Virginia Company of London.

b. Koloni yang dibangun atas dasar compact(perjanjian)
Kedatangan Kum puritan di New England dan dikoloni Virginia merindukan suasana kebebasan dalam kehidupan keagamaan yang baik dibawah aturan gereja.

c. Koloni yang dibangun atas dasar Proprietary
Dari 13 koloni yang berhasil dibangun pembentuk bansa Amerika sampai dengan tahun 1775, kecuali Virginia dan New England dibangun atas dasar Proprietorship. Dalam hal ini orang yang diberi hak memiliki dan membangyn sebuah koloni mengatur sendiri koloninya.


C. Kehidupan Awal Para Kolonis

Orang-orang yang datang belakangan dibandingkan  dengan orang Spanyol , Perancis dan Portugis mulai berdatangan di  Amerika pada awal abad XVII. Para pendatang tersebut saling berebut untuk memperoleh daerah pemukiman. Pada waktu perjalanan Sir Walter Raleigh yang datang mencari emas, ternyata yang diketemukan adalah tunmbuhan aneh. Oleh orang Indian setelah digulung, di bakar dan dimasukkan kedalam mulut yang menimbulkan kecanduan (merokok) yang menjadi kegemarannya.

1. Kehidupan Perekonomian Daerah Koloni
Pengenalan akan tembakau oleh penduduk anak negeri ini ternyata digemari juga oleh Raleigh dan orang-orang Eropa termasuk orang inggris. Dalam perkembangannya daerah sepanjang sungai Potomac yang merupakan penghasil tembakau tersebut adalah Virginia. Sekalipun emas yang ditemukann disana, akan tetapi tanaman tembakau merupakan prospek komoditi perdagangan masa depan yang menjanjikan untuk dipasarkan ke negara-negara Eropa.
a.       Kreativitas petualang dalam pemanfaatan dan pengolahan tanah kosong adalah pada mulanya banyak mengalami kesulitan. Daerah yang masih hutan rimba yang subur diperlukan penanganan yang luar biasa dan serius. Pada awalnya sampai dengan tahun ke tujuh banyak yang tidak kerasan tinggal di Amerika, akan tetapi dalam perkembangannya mereka dapat menikmati hidup yang baik berkat usaha kerasnya untuk menaklukan hutan belantara. Para tenaga kerja untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan tembakau banyak yang didatangkan dari Afrika dan Hindia Barat. Di daerah Selatan seperti Virginia,Georgia, Maryland, Carolina tumbuh sebagai daerah pertanian dan perkebunan. Keberadaan sungai besar seperti Potoimac yang dalam merupakan jalur lalulintas dagang yang sangat menguntungkan.
Perkembangan pertanian dan perkebunan di Amerika pada masa awaltidak lepas juga peranan dari usahawan-usahawan besarvyang ada di negeri induk. Berkembangnya perdagangan dan hubungan antara koloni dengan negeri induk mendorong tumbuh suburnya jaringan dagang. Banyaknya “Agents of  Trade” (agen-agen dagang) dibuka, para pedagang datang dan pergi ke Amerika dengan bahagia, karena keuntungan mereka yang besar.kemakmuran yang dicapai oleh para kolonis berkat alamnya yang subur, kerja keras, ulet dan semangat pantang menyerah.
Sampai dengan tahun 1750 terjadi triagulasi pedagangan yang harmonis antara kolonis diAmerika- Inggris dan Afrika. Jaringan dagang yang sangat baik tersebut terutama untuk komoditimanufaktur seperti: Wine, (minuman anggur), Fruit (buah-buahan), Tabacco (tembakau), Rice (gandum), Salt (garam), Fish (ikan daging),  Textil (kain-kapas), dan Indigo (nila pewarna) serta hasil hutan seperti kayu dari Amerika sangat bagus kualitasnya untuk galangan kapal.

b.      Peternakan
Dalam bidang peternakan, di Amerika tersedia padang rumput yang sangat luas. Para pemburu harta banyak yang memulai usahanya dari nol. Mereka akhirnya dapat menemukan sumber-sumber baru kehidupan di dunia baru. Di bagian barat dengan tektur tanah yang terdiri dari kombinasi tanah padang pasir, merupakan padang rumput yang sangat luas dan subur. Hewan ternak seperti sapi banyak sekali dijumpai di Amerika.
Dalam sejarah peternakan sapi yang mengaggumkan di wilayah barat adalah “Texas longhorn” (sapi bertanduk panjang) dari Texas. Diyakini hewan-hewan ini berasal dari nenek moyangnya bangsa Spanyol, dan mempunyai tubuh yang besar merupakan penghasil daging yang banyak. Sapi-sapi jenis longhorn dikenal sebagai sapi liar dan setelah berhasil ditangakap kemudian ditandai dengan menggunakan cap atau tanda pengenal lainnya.
Lambang kebanggaan para pengembala sapi di padang rumput hijau nan luas yang hampir tak terhingga luasnya disebut “Cowboy”. Senjatanya menjadi lambang kebandelan dan kepercayaan diri yang khas. Sementara itu untuk sapi-sapi di wilayah Timur para peternak Eropa  biasanya memanjakan ternak mereka. Ternak-ternak tersebut dipelihara seperti model Eropa, diberi makan, dimandikan, dikandangkan. Menurut certita para koboi sapi-sapi yang banyak dipelihara di daerah Timur tersebut “Shorthorn” (sapi bertanduk pendek) dan jinak. Hasil peternakan mereka dalam perkembangannya menjadi sangat menguntungkan, selain daging, kulitnya juga susunya.

c.       Pendidikan  di Daerah Koloni
Para kolonis Amerika hidup atas dasar etika Kristen. Mas-sachusetts Bay Colony mempunyai perhatian yang sangat besar dalam bidang pendidikanbagi anak mereka. Di kota ini setiap 50 keluarga, mendirikan sekolah dengan guru laki-laki dengan pelajaran utama : membaca, menulis, dan aritmatika. Sedangkan untuk setiap 100 keluarga membangun “Grammar School” (sekolah bahasa), sebagai persiapan pendirian sebuah College (sekolah menengah).
Dalam tahun 1636, di Massachusset pada pemukiman awal telah memikirkan perlunya sekolah bagi anak mereka. Di sinilah lahirnya Harward Collage, di perguruan inilah banyak anak-anak petani yang dididik dalam ilmu hukum. Lain halnya dengan yang terjadi di New England, para kolonis tidak secepat Massachusset dalam mengusahakan persekolahan.
Antara tahun 1746 sampai dengan 1769, berdiri beberapa lembaga pendidikan seperti: Collage of New Yerssey (Princeton), University of Pennsylvania, King’s Collage di Colombia. Dengan pertemuannya dengan kebudayaan dan etniklain membentuk “American Nations Charter” (watak bangsa Amerika).


D. Imigran Bangsa-Bangsa Diluar Orang Inggris
            Amerika Serikat merupakan komunitas yang besar dengan etnik yang majemuk. Dari sekian banyak komunitas yang terbesar dan paling berpengaruh adalah yang berasal dari Great Britain (Inggris Raya) yang kental dengan budaya Anglo Saxon. Setiap etnik antara satu dengan yang lain berbeda, ia dipengaruhi oleh faktor-faktor lokasi, asal mula, kondisi saat mereka datang, keterampilan dan kebudayaan serta pola pikirnya.
            Pengusiran terhadap orang-orang Indian sering kali dilakukan oleh para pendatang Eropa. Pada masa revolusi kemerdekaan orang Indian ini memihak Inggris. Keberpihakan terhadap Inggris dilatar belakangi karena pada hakekatnya takut kehilangan wilayahnya. Setelah revolusi kemerdekaan selesai, dengan berbagai cara orang-orang kulit putih melakukan pengusiran baik secara legal maupun ilegal terhadap masyarakat Indian. Pertentangan antara kulit putih dengan Indian biasanya diselesaikan dengan suatu perjanjian dimana perjanjian tersebut seringkali merugikan orang Indian. Perjuangan untuk mempertahankan diri dari tekanan para pendatang sering terjadi pertempuran. Namun karena tingkat kemampuan mereka kalah, akhirnya kalah dan sepakat berunding dengan pihak orang kulit putih atau pemerintahan Amerika Serikat.

1. Etnis Irlandia-Skotlandia
            Orang Irlandia merupakan etnik minoritas terbesar pertama di kota-kota Amerika. Orang-orang yang berasal dari Irlandia pada masa awal banyak yang tidak dapat berbahasa Inggris, hal ini menyulitkan orang Irlandia pada masa awal. Daerah hunian terbesar bagi etnis asal Irlandia di daerah Pennsylvania, lembah Shenandoah di Virginia, wilayah Piedmon di Carolina. Mata pencaharian utama adalah petani yang bebas, teetapi mereka bukan pemilik perkebunan atau budak.

2. Etnis Belanda-Jerman
            Orang-orang belanda berhasil membangunsebuah koloni New Amsterdam yang nantinya menjadi New York pada tahun 1620. Sedang Etnis Jerman mempunyai pengaruh dalam kehidupan Amerika cukup besar. Bahasa Jerman banyak digunakan untuk nama fasilitas umum, pohon natal merupakan tradisis Jerman yang selanjutnya diadopsi di Amerika. Pada masa revolusi kemerdekaan peran orang-orang etnis Jerman memberikan sumbangan yang berarti. Mereka dikenal sebagai prajurit yang memiliki tradisi militer yang tangguh.

3. Etnis Yahudi-Italia
            Orang Yahudi yang datang di Amerika pada masa kolonial adanya golongan orang yahudi Sephradik, yang sudah berabad-abad meninggalkan tanah leluhurnya dan menyebar kenegara-negara Eropa. Salah satu yang menarik untuk dicermati adalah, bahwa bangsa Yahudi mempunyai pengalaman yang sama sebagai bangsa minoritas dengan perlakuan yang kurang baik. Pada abad ke-17, kebijakan pemerintah Inggris di koloni Amerika memberi kebebasan yang lebih besar terhadap orang yahudi. Jumlah orang Yahudi yang berada di Amerika makin lama makin banyak terutama pada abad ke-19.
            Orang Italia yang datang ke Amerika berasal dari bagian selatan, daerah ini merupakan tanah agraris, pedesaan dan mereka hidup sederhana dan melarat. Ciri khas orang Italia adalah hidup dengan sangat sederhana dan hemat, mereka kurang memperhatikan keperluannya sendiri.

4. Etnis China
            Kehidupan etnis China di Amerika dapat mengubah kehidupan-nya secara spektakuler. Mereka dapat hidup, berhasil dan lebih makmur dibandingkan dengan warga China yang tetap tinggal di negeri induknya. Seringkali dengan melihat keberhasilan etnis China membuat orang kulit putih merasa iri. Hubungan antara Amerika dengan China mulai efektif terutama adanya keterkaitan akan sutera yang memiliki kualitas tinggi yang dibawa oleh pedagang yankee.
            Kehidupan awal orang China di Amerika, biasanya mereka adalah buruh kontrak. Orang China dikenal sebagai pekerja pertanian yang ulet, tekun dan rapi. Pada umumnya mereka sebagai tenaga kerja yang murah menurut pandangan Amerika. Dalam perkembangan selanjutnya etnis ini ditakuti sekaligus dibenci oleh orang-orang Amerika sebagai sesama pekerja.    















Sumber-sumber


Sutiyah, 1996, Sejarah Amerika II, Surakarta, UNS.Press

Yb. Yurahman, 2002, Sejarah Amerika II, Yogyakarta, Widya Sari Press