Kamis, 08 Februari 2018

Menyikapi perkembangan anak jaman now


Menyikapi perkembangan anak jaman now
Malam telah larut, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12 malam, dan aku masih terjaga disini sambil ditemani secangkir kopi yang aku dapat dari pasar di pinggiran kota Jakarta. Menjadi hal yang membingungkan dalam hati yang sangat sulit diutarakan dengan kata-kata, ketika aku memikirkan apa yang salah dengan dunia pendidikan kita saat ini, kenapa banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi dunia pendidikan terutama sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, baik dari kasus bully antar sesame teman, menantang guru berkelahi, bahkan yang baru hangat ini beritanya mengenai pemukulan seorang anak SMA yang memukul gurunya dan mengakibatkan guru tersebut meninggal akibat luka di kepalanya. Sangat disayangkan jika dunia pendidikan yang ada sekarang tercoreng namanya akibat hal-hal seperti itu. Salah siapa ini, apakah semua keslaahan akan dilimpahkan guru sebagai garda terdepat pendidikan anak di sekolah?
                Sekolah memang sewajarnya memberikan pengajaran bagi anak murid, disamping pengajaran tentang pengetahuan juga pengajaran tentang budi pekerti dan empati terhadap sesame. Tapi sepertinya hal tersebut sangat sulit untuk dunia yang sudah berubah ini, terutama dari segi teknologi dan perkembangan jaman yang ada. Apakah sekolah akan seperti tahun 80an dimana anak disuruh menghafal dan menulis, jika ada kesalahan hukuman fisik yang didapat. Zaman sudah berubah begitu juga peraturan-peraturan tentang dunia pendidikan juga berubah. Guru yang melakukan kekerasan pada anak muridnya akan mendapat sanksi sesuai dengan pasal 54 UU No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa “anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya”. Adapun jenis-jenis kekerasan tercantum pada pasal 69, yaitu kekerasan fisik, psikis, dan seksual. Dengan adanya UU seperti itu sudah tidak ada lagi guru yang berani memukul anak muridnya, sudah tidak ada lagi gaya member hukuman dengan memukul atau menampar ketika murid tersebut membuat kesalahan.
                Ini menjadi sebuah dilemma bagi kita semua terutama bapak ibu guru yang mengajar di sekolah yang mayoritas muridnya bermasalah. Harus dengan cara apalagi mendisiplinkan anak-anak yang tergolong bandel ketika hukuman fisik dilarang dalam lingkungan sekolah. Anak-anak tersebut juga semakin berani ketika menasehati demi kebaikan mereka, mennegur jika mereka berbuat kesalahan. Entah darimana sifat itu didapat, sepengetahuan saya dulu waktu masih duduk dibangku sekolah belum pernah saya berani mengatai guru bahkan tidak sopan kepada guru, atau berani masuk kantor guru dan kepala sekolah. Dulu kantor guru merupakan sebuah momok yang sangat menakutkan, tidak jarang anak yang masuk kantor guru pasti ada masalah atau sedang mendapat hukuman. Tapi apa sekarang yang terjadi, banyak murid yang seenaknya memanggil guru dengan sebutan aneh-aneh, bahkan berani berkatar kotor meskipun disitu ada guru yang sedang mengajar. Apakah ini semua kesalahan dari sekolah ataukah guru yang mengajar? Semua harusnya ikut andil dalam mencetak generasi penerus bangsa kita, tidak hanya sekolah dan guru saja yang membimbing anak-anak ini untuk maju, tapi peran keluarga dan orang tua sangat penting untuk tumbuh kembang psikis anak, rasa kasih saying dirumah pasti berdampak besar dengan perilaku anak disekolah nantinya. Tapi jika sebaliknya anak tersebut tidak mendapatkan kasih saying dari keluarga, mungkin saja dia akan meluapkan kekesalannya di sekolah dengan melakukan tindakan yang tidak benar. Selain keluarga saya kira lingkungan juga sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Lingkungan dimana dia sering bermain ataupun berkumpul dengan teman-temannya, berpengaruh juga terhadap perilaku si anak. Mungkin kita tidak bisa menjaga anak setiap hari,setiap jam, ataupun setiap detik. Tapi dengan kasih saying dari keluarga, orang tua, dan peran guru disekolah perkembangan psikis anak untuk terjerumus dalam hal-hal negatif bisa dihindari…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar