Lahir pada tahun
1818 di kota Trier, di perbatasan barat Jerman yang waktu itu termasuk Prussia.
Ayahnya seorang pengacara yahudi kemudian berpindah agama menjadi Kristen
Protestan, hal ini dilakukan agar ia bisa menjadi pegawai negeri atau Notaris,
karena di Prussia agama mayoritas berhaluan Protestan. Setelah lulus dari
Gymnasium di Trier oleh ayahnya Marx disuruh study hokum, tetapi Karl tidak
tertarik, ia berminat menjadi penyair, kemudian ia pindah ke Berlin dan belajar
filsafat.
Situasi politik di
Prussia waktu itu semakin reaksioner ; UU sesudah terjadi perang oleh Napoleon,
memberikan kebebasan kepada rakyat dihapuskan, pers ditempatkan di bawah
sensor, dan guru-guru besardi Universitas dijaga ketat dan jika terlalu liberal
akan di tahan.
Waktu itu filsafat
yang ada di Berlin sama artinya dengan filsafat Hegel (1818-1831). Ia paling
termasyur karena filsafat politik yang diajarkannya, yang menempatkan
rasionalitas dan kebebasan sebagai nilai tertinggi. Marx muda saat itu yang
sedang gusar dengan situasi di Prussia menemukan dalam filsafat Hegel suatu
pencerahan yang akan menentukan arah pemikirannya. Waktu itu Marx masuk
kelompok orang intelektual muda yang kritis dan radikal, mereka menamakan diri
klub para Dokter. Kelompok itu memakai filsafat Hegel, sehingga mereka disebut
“kaum Hegelian-muda”. Filsafat Hegel tampak sebagai sarana yang sangat cocok
untuk mengkritik system-sistem politik yang otoriter.
Pada tahun 1841
Marx dipromosikan menjadi doctor filsafat oleh Universitas Jena. Ia amat
terkesan oleh pemikiran Hegel, tetapi juga terganggu oleh inconsistency
pemikiran Hegel :”Mengapa masyarakat Prussia kebalikan dai masyarakat rasional
dan bebas seperti yang dipikirkan Hegel ?”, jawabannya ialah Hegel hanya
merumuskan pikiran, yang masih diperlukan adalah agar pemikiran tersebut
menjadi nyata, dengan kata lain teori menjadi praktis. Dalam pemikiran Marx
yang dicita-citakan adalah kemerdekaan dan agar kemerdekaan dapat diwujudkan
secara nyata, filsafat harus menjadi kekuatan praktis-revolusioner.
Kemudian Marx
pindah ke Koln dan menjadi pemimpin redaksi harian “Die Rheinisehe Zitung”,
sebuah Koran liberal-progresif. Karena sering mendapat sensor dari pihak
pemerintahan Prussia, Marx lalu berhenti pada tahun 1843 dan pindah ke Paris,
kemudian ia menikah dalam tahun itu dengan Jenny Van West Ptealen, ia juga
menulis beberapa karangan diantaranya “critique of Hegel’s Philosopy of Right
and On The Jewish Question”. Marx telah membaca karya utama Ludwig Feuerbach,
“The Essence of Christianity”. Filsafat Feuerbach mempengaruhi pemikiran Marx
secara mendalam, Feuerbach dirasakan telah membuka matanya, filsafat Hegel yang
merupakan ungkapan keterasingan manusia dari dirinya sendiri, sedangkan
filsafat Feuerbach berpendapat keterasingan
itu terungkap dalam agama. Marx menginterpretasikan pemikiran tersebut tetapi
menunjukan bahwa agama merupakan keterasingan sekunder, keterasingan primer
adalah keterasingan individual dari hakikatnya yang social.
Saat di Paris Marx
bertemu tokoh-tokoh sosialis baik dari Perancis maupun Jerman. Ia juga bertemu
Fredrich Engels. Di Paris Marx menjadi seorang sosialis artinya ia pun menerima
anggapan dasar sosialisme, bahwa sumber segala masalah social terletak pada
lembaga hak milik pribadi.
Ada 3 tulisan
penting dari periode Marx ini, pertama adalah “Philosophical and Economic
Manuscripts” tahun 1844, yang disebut naskah-naskah Paris dan dicetak pertama
kali pada tahun 1928 di Moskow. Dalam refleksi-refleksinya itu tampak apa yang
sering disebut sebagai “Humanisme Marx”, suatu gambaran manusia sebagai
mahklu8k yang seharusnya bebas dan universal, individual dan social serta
alami. Tulisan kedua dengan judul “The Holy Family”. Didalamnya Marx
menceritakan mengapa ia memisahkan dari klub Hegelians muda, karena klub
tersebut dianggap ideolisti atau religious karena mereka mencari akar
keterasingan manusia dalam cara berpikir bukan dalam system produksi yang
keliru. Pada tahun 1846 Marx denganEngels menulis sebuah buku “The Germany
Ideology”. Dalam buku ini Marx merumuskan perbedaanya dengan Feurebach serta
menyerang Max Stiner, seorang anarkis dan individualis ekstrem. Dalam The German Ideologi Marx menegaskan bahwa
sosialisme, penghapusan hak milik pribadi, bukan sekedar tuntutan etis
melainkan keniscayaan obyektif. Marx mengklaim bahwa ia menemukan hokum yang
mengatur perkembangan masyarakat dan sejarah, dan hokum itu adalah prioritas
bidang ekonomi. Karena itu, Marx menyebut anggapannya “pandangan sejarah yang
materialistic”. Mulai saat itu Marx menganggap dirinya sebagai penemu
“sosialisme ilmiah”, artinya sosialisme yang tidak berdasarkan harapan dan
tuntutan belaka, melainkan berdasarkan analisis ilmiah terhadap hokum
perkembangan masyarakat. Dalam buku ini Marx merumuskan premis dasar bahwa
bidang ekonomi menentukan bidang politik dan pemikiran manusia, bahwa bidang
ekonomi ditentukan oleh pertentangan antara kelas-kelas pekerja dan kelas-kelas
pemilik, bahwa pertentangan itu dipertajam oleh kemajuan teknik produksi, dan
bahwa pertentangan itu akhirnya meledak dalam sebuah revolusi yang mengubah
struktur kekuasaan di bidang ekonomi serta mengubah struktur kenegaraan dan
gaya manusia berpikir. Ia menyatakan bahwa kapitalisme akan berakhir dalam
sebuah revolusi, yang akan menghapus perpecahan masyarakat ke dalam kelas-kelas
yang saling bertentangan. Buku The German Ideology memuat pandangan inti
Marxisme.
Awal tahun 1845
Marx terpaksa meninggalkan Paris dan pindah ke Brussel. 3 tahun berselang saat
awal revolusi yang menyapu Eropa tahun 1848 Marx dengan keluarganya diusir juga
dari Belgia dan pindah ke London sampai akhir hidupnya. Selama di London Marx
mulai meninggalkan aksi-aksi konspiratif dan revolusioner, dan memusatkan
perhatiannya pada pekerjaan teoritis. Ia mengklaim dapat memastikan bahwa
kapitalisme mengandung benih-benih keruntuhan dalam dirinya sendiri dan bahwa
keruntuhan kapitalisme niscaya akan menghasilkan masyarakat social.
Akhirnya pada tahun
1867, terbit buku utama karya Marx,yang dimaksud untuk membuktikan kebenaran
tentang kehancuran kapitalisme dan keniscayaan sosialisme: “Das Kapital”.
Meskipun Das Kapital mengecewakan banyak teman Marx karena dianggap tidak
jelas, namun Marx semakin dikenal oleh pemimpin gerakan buruh di Eropa.
Karl Marx kurang
beruntung dalam kehidupan pribadinya, bersama istrinya Marx sering didera
kemlaratan, dan bahkan salah seorang anaknya mati karena kurang makan. Mereka
dapat bertahan karena bantuan dari Engels teman Marx. Sikap otoriter Marx yang
sering menyinggung perasaan orang lain mengakibatkan Marx kurang disukai oleh
teman-temannya. Waktu ia meninggal pada tahun 1883, hanya 8 orang yang berdiri
di sisi makamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar