Rabu, 07 November 2012

Riwayat hidup Karl mark


            Lahir pada tahun 1818 di kota Trier, di perbatasan barat Jerman yang waktu itu termasuk Prussia. Ayahnya seorang pengacara yahudi kemudian berpindah agama menjadi Kristen Protestan, hal ini dilakukan agar ia bisa menjadi pegawai negeri atau Notaris, karena di Prussia agama mayoritas berhaluan Protestan. Setelah lulus dari Gymnasium di Trier oleh ayahnya Marx disuruh study hokum, tetapi Karl tidak tertarik, ia berminat menjadi penyair, kemudian ia pindah ke Berlin dan belajar filsafat.
            Situasi politik di Prussia waktu itu semakin reaksioner ; UU sesudah terjadi perang oleh Napoleon, memberikan kebebasan kepada rakyat dihapuskan, pers ditempatkan di bawah sensor, dan guru-guru besardi Universitas dijaga ketat dan jika terlalu liberal akan di tahan.
            Waktu itu filsafat yang ada di Berlin sama artinya dengan filsafat Hegel (1818-1831). Ia paling termasyur karena filsafat politik yang diajarkannya, yang menempatkan rasionalitas dan kebebasan sebagai nilai tertinggi. Marx muda saat itu yang sedang gusar dengan situasi di Prussia menemukan dalam filsafat Hegel suatu pencerahan yang akan menentukan arah pemikirannya. Waktu itu Marx masuk kelompok orang intelektual muda yang kritis dan radikal, mereka menamakan diri klub para Dokter. Kelompok itu memakai filsafat Hegel, sehingga mereka disebut “kaum Hegelian-muda”. Filsafat Hegel tampak sebagai sarana yang sangat cocok untuk mengkritik system-sistem politik yang otoriter.
            Pada tahun 1841 Marx dipromosikan menjadi doctor filsafat oleh Universitas Jena. Ia amat terkesan oleh pemikiran Hegel, tetapi juga terganggu oleh inconsistency pemikiran Hegel :”Mengapa masyarakat Prussia kebalikan dai masyarakat rasional dan bebas seperti yang dipikirkan Hegel ?”, jawabannya ialah Hegel hanya merumuskan pikiran, yang masih diperlukan adalah agar pemikiran tersebut menjadi nyata, dengan kata lain teori menjadi praktis. Dalam pemikiran Marx yang dicita-citakan adalah kemerdekaan dan agar kemerdekaan dapat diwujudkan secara nyata, filsafat harus menjadi kekuatan praktis-revolusioner.
            Kemudian Marx pindah ke Koln dan menjadi pemimpin redaksi harian “Die Rheinisehe Zitung”, sebuah Koran liberal-progresif. Karena sering mendapat sensor dari pihak pemerintahan Prussia, Marx lalu berhenti pada tahun 1843 dan pindah ke Paris, kemudian ia menikah dalam tahun itu dengan Jenny Van West Ptealen, ia juga menulis beberapa karangan diantaranya “critique of Hegel’s Philosopy of Right and On The Jewish Question”. Marx telah membaca karya utama Ludwig Feuerbach, “The Essence of Christianity”. Filsafat Feuerbach mempengaruhi pemikiran Marx secara mendalam, Feuerbach dirasakan telah membuka matanya, filsafat Hegel yang merupakan ungkapan keterasingan manusia dari dirinya sendiri, sedangkan filsafat Feuerbach berpendapat  keterasingan itu terungkap dalam agama. Marx menginterpretasikan pemikiran tersebut tetapi menunjukan bahwa agama merupakan keterasingan sekunder, keterasingan primer adalah keterasingan individual dari hakikatnya yang social.
            Saat di Paris Marx bertemu tokoh-tokoh sosialis baik dari Perancis maupun Jerman. Ia juga bertemu Fredrich Engels. Di Paris Marx menjadi seorang sosialis artinya ia pun menerima anggapan dasar sosialisme, bahwa sumber segala masalah social terletak pada lembaga hak milik pribadi.
            Ada 3 tulisan penting dari periode Marx ini, pertama adalah “Philosophical and Economic Manuscripts” tahun 1844, yang disebut naskah-naskah Paris dan dicetak pertama kali pada tahun 1928 di Moskow. Dalam refleksi-refleksinya itu tampak apa yang sering disebut sebagai “Humanisme Marx”, suatu gambaran manusia sebagai mahklu8k yang seharusnya bebas dan universal, individual dan social serta alami. Tulisan kedua dengan judul “The Holy Family”. Didalamnya Marx menceritakan mengapa ia memisahkan dari klub Hegelians muda, karena klub tersebut dianggap ideolisti atau religious karena mereka mencari akar keterasingan manusia dalam cara berpikir bukan dalam system produksi yang keliru. Pada tahun 1846 Marx denganEngels menulis sebuah buku “The Germany Ideology”. Dalam buku ini Marx merumuskan perbedaanya dengan Feurebach serta menyerang Max Stiner, seorang anarkis dan individualis ekstrem. Dalam  The German Ideologi Marx menegaskan bahwa sosialisme, penghapusan hak milik pribadi, bukan sekedar tuntutan etis melainkan keniscayaan obyektif. Marx mengklaim bahwa ia menemukan hokum yang mengatur perkembangan masyarakat dan sejarah, dan hokum itu adalah prioritas bidang ekonomi. Karena itu, Marx menyebut anggapannya “pandangan sejarah yang materialistic”. Mulai saat itu Marx menganggap dirinya sebagai penemu “sosialisme ilmiah”, artinya sosialisme yang tidak berdasarkan harapan dan tuntutan belaka, melainkan berdasarkan analisis ilmiah terhadap hokum perkembangan masyarakat. Dalam buku ini Marx merumuskan premis dasar bahwa bidang ekonomi menentukan bidang politik dan pemikiran manusia, bahwa bidang ekonomi ditentukan oleh pertentangan antara kelas-kelas pekerja dan kelas-kelas pemilik, bahwa pertentangan itu dipertajam oleh kemajuan teknik produksi, dan bahwa pertentangan itu akhirnya meledak dalam sebuah revolusi yang mengubah struktur kekuasaan di bidang ekonomi serta mengubah struktur kenegaraan dan gaya manusia berpikir. Ia menyatakan bahwa kapitalisme akan berakhir dalam sebuah revolusi, yang akan menghapus perpecahan masyarakat ke dalam kelas-kelas yang saling bertentangan. Buku The German Ideology memuat pandangan inti Marxisme.
            Awal tahun 1845 Marx terpaksa meninggalkan Paris dan pindah ke Brussel. 3 tahun berselang saat awal revolusi yang menyapu Eropa tahun 1848 Marx dengan keluarganya diusir juga dari Belgia dan pindah ke London sampai akhir hidupnya. Selama di London Marx mulai meninggalkan aksi-aksi konspiratif dan revolusioner, dan memusatkan perhatiannya pada pekerjaan teoritis. Ia mengklaim dapat memastikan bahwa kapitalisme mengandung benih-benih keruntuhan dalam dirinya sendiri dan bahwa keruntuhan kapitalisme niscaya akan menghasilkan masyarakat social.
            Akhirnya pada tahun 1867, terbit buku utama karya Marx,yang dimaksud untuk membuktikan kebenaran tentang kehancuran kapitalisme dan keniscayaan sosialisme: “Das Kapital”. Meskipun Das Kapital mengecewakan banyak teman Marx karena dianggap tidak jelas, namun Marx semakin dikenal oleh pemimpin gerakan buruh di Eropa.
            Karl Marx kurang beruntung dalam kehidupan pribadinya, bersama istrinya Marx sering didera kemlaratan, dan bahkan salah seorang anaknya mati karena kurang makan. Mereka dapat bertahan karena bantuan dari Engels teman Marx. Sikap otoriter Marx yang sering menyinggung perasaan orang lain mengakibatkan Marx kurang disukai oleh teman-temannya. Waktu ia meninggal pada tahun 1883, hanya 8 orang yang berdiri di sisi makamnya.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar